HMI Dipo melakukan penyesuaian terhadap pola-pola yang dikembangakan penguasa, Sementara HMI MPO merumuskan konsep-konsep, pola-pola dan sistem penjelas organisasi yang berbeda. HMI MPO tampil sebagai organisasi perjuangan keagamaan, sedangkan HMI Dipo tampil sebagai organisasi politik yang lebih pragmatis atau dapat dikatakan kompromistis. By Redaksi Geotimes Senin, 23 November 2015 Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Gowa Raya berunjukrasa di depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (4/11). HMI sendiri telah melewati banyak fase atau tahap dalam perkembangannya, hingga kini HMI tetap dan terus menjalankan syariat organisasinya yang nasionalis dan tetap bernuansa Islam, sehingga kader-kader HMI sekarang menjadi seorang muslim yang nasionalis, berintelektual yang sekaligus menjunjung tinggi asas-asas keIslaman di Indonesia. HMI DIPO eksis dengan segala fasilitas negaranya, dan HMI MPO tumbuh menjadi gerakan bawah tanah yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan negara. Pada periode 90-an awal HMI MPO adalah organisasi yang rajin mengkritik kebijakan Rezim Orba dan menentang kekuasaannya dengan menggunakan sayap-sayap aksinya yang ada di sejumlah provinsi. Belakangan, kantor HMI Dipo pindah ke Jalan Sultan Agung Jakarta Selatan yang mengakibatkan dilematik bagi penyebutannya. HMI MPO, dari segi gagasan pemikiran keislaman, tidak jauh berbeda dengan HMI Dipo yang memiliki pertautan gagasan dengan pendiri HMI itu sendiri, yaitu Lafran Pane.

Perbedaan karakter dan tradisi keorganisasian yang sangat besar di antara keduanya, membuat kedua HMI ini sulit disatukan kembali. HMI DIPO nampak lebih berwatak akomodatif dengan kekuasaan dan cenderung pragmatis, sementara HMI MPO tetap mempertahankan sikap kritisnya terhadap pemerintah.

. 207 297 53 126 235 233 437 370

beda hmi dipo dan mpo